Artikel, religi

Memahami Dua Jenis Rezeki

Memahami Dua Jenis Rezeki

Ustadz dr. Adika Mianoki, Sp.S.

โ€œAlhamdulillah, baru saja dapat rezekiโ€. Ketika mendengar kalimat ini, kebanyakan orang berpikir bahwa obyek yang sedang dibicarakan dalam kalimat tersebut adalah rezeki duniawi, lebih khusus lagi adalah rezeki berupa harta.

Kalau kita mau mencermati, sebenarnya rezeki berupa harta adalah sebagian saja dari rezeki yang Allah berikan kepada makhluk-Nya.

Namun, sifat kebanyakan manusia yang jauh dari rasa syukur dan lebih berorientasi dengan gemerlap dunia yang fana, terkadang hanya membatasi rezeki dengan harta duniawi semata.

Padahal sesungguhnya Allah Taโ€™ala telah banyak memberi rezeki kepada manusia dengan bentuk yang beragam.

๐ŸŸฅ Rezeki Umum dan Rezeki Khusus

Rezeki yang Allah berikan kepada makhluk ada dua bentuk :

โ–ถ๏ธ 1. Rezeki yang sifatnya umum (ุงู„ุฑุฒู‚ ุงู„ุนู… )

Yakni segala sesuatu yang memberikan manfaat bagi badan, berupa harta, rumah, kendaraan, kesehatan, dan selainnya, baik berasal dari yang halal maupun haram.

Rezeki jenis ini Allah berikan kepada seluruh makhluk-Nya, baik orang muslim maupun orang kafir.

Banyaknya pemberian jenis rezeki yang pertama ini tidak menunjukkan kemuliaan seseorang di sisi Allah.

Begitu pula sedikitnya rezeki dunia yang Allah berikan kepada seseorang tidak menunjukkan kehinaan orang tersebut.

Allah Taโ€™ala berfirman,

ููŽุฃูŽู…ูŽู‘ุง ุงู„ู’ุฅูู†ุณูŽุงู†ู ุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุง ุงุจู’ุชูŽู„ูŽุงู‡ู ุฑูŽุจูู‘ู‡ู ููŽุฃูŽูƒู’ุฑูŽู…ูŽู‡ู ูˆูŽู†ูŽุนูŽู‘ู…ูŽู‡ู ููŽูŠูŽู‚ููˆู„ู ุฑูŽุจูู‘ูŠ ุฃูŽูƒู’ุฑูŽู…ูŽู†ู ูˆูŽุฃูŽู…ูŽู‘ุง ุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุง ุงุจู’ุชูŽู„ูŽุงู‡ู ููŽู‚ูŽุฏูŽุฑูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฑูุฒู’ู‚ูŽู‡ู ููŽูŠูŽู‚ููˆู„ู ุฑูŽุจูู‘ูŠ ุฃูŽู‡ูŽุงู†ูŽู†ู

โ€œAdapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: โ€œTuhanku telah memuliakankuโ€. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: โ€œTuhanku menghinakankuโ€ . (QS. Al Fajr :15-16)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, โ€œAllah Taโ€™ala berfirman mengingkari keyakinan (sebagian) manusia. (Maksud ayat ini) bahwasanya jika Allah meluaskan rezeki mereka tujuannya adalah untuk menguji mereka dengan rezeki tersebut.

Sebagian orang meyakini bahwa rezeki dari Allah merupakan bentuk pemuliaan terhadap mereka. Namun yang benar bukanlah demikian, bahkan rezeki tersebut merupakan ujian dan cobaan untuk mereka sebagaimana firman Allah :

. ู†ูุณูŽุงุฑูุนู ู„ูŽู‡ูู…ู’ ูููŠ ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑูŽุงุชู ุจูŽู„ ู„ูŽู‘ุง ูŠูŽุดู’ุนูุฑููˆู†ูŽ. ุฃูŽูŠูŽุญู’ุณูŽุจููˆู†ูŽ ุฃูŽู†ูŽู‘ู…ูŽุง ู†ูู…ูุฏูู‘ู‡ูู… ุจูู‡ู ู…ูู† ู…ูŽู‘ุงู„ู ูˆูŽุจูŽู†ููŠู†ูŽ

โ€œApakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa),Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadarโ€ (QS. Al Muโ€™minun:55-56).

Demikian pula sebaliknya. Jika Allah memeberinya cobaan dan mengujinya dengan menyempitkan rezekinya, sebagian orang menyangka Allah sedang menghinakannya.

Maka Allah katakan : { ูƒูŽู„ุง } (sekali-kali tidak). Yang dimaksud bukanlah seperti persangkaan mereka. Allah memberikan harta kepada orang yang Allah cintai dan kepada orang yang tidak Allah cintai.

Allah juga menyempitkan harta terhadap orang yang Allah cintai maupunn orang yang tidak dicintai-Nya. Sesungguhnya semuanya bersumber pada ketaatan kepada Allah pada dua kondisi tersebut (baik ketika mendapat rezeki yang luas maupun rezeki yang sempit).

Jika seseorang kaya (mendapat banyak rezeki harta) dia bersyukur kepada Allah dengan pemberian tersebut, dan jika miskin (sempit rezeki) dia bersabar.โ€ (Tafsiru al Quran al โ€˜Adzim, Imam Ibnu Katsir rahimahullah)

Banyak sedikitnya rezeki duniawi adalah ujian semata, bukan standar kecintaan Allah terhadap hamba. Rezeki harta sebagai ujian Allah atas hamba-Nya, untuk mengetahui siapakah di antara hambanya yang bersyukur dan bersabar.

โ–ถ๏ธ 2. Rezeki yang sifatnya khusus (ุงู„ุฑุฒู‚ ุงู„ุฎุงุต )

Yakni segala sesuatu yang membuat tegak agama seseorang. Rezeki jenis ini berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih serta semua rezeki halal yang membantu seseorang untuk taat kepada Allah.

Inilah rezeki yang Allah berikan khusus kepada orang-orang yang dicintai-Nya. Inilah rezeki yang hakiki, yang menghantarkan seseorang akan mendpat kebahagiaan dunia akherat.

Rezeki jenis ini Allah khususkan bagi orang-orang mukmin. Allah menyemprunakan keutamaan bagi mereka, dan Allah anugerahkan bagai mereka surga di hari akhir kelak.

Allah Taโ€™ala berfirman,

ูˆูŽู…ูŽู† ูŠูุคู’ู…ูู† ุจูุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ูˆูŽูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ู’ ุตูŽุงู„ูุญุงู‹ ูŠูุฏู’ุฎูู„ู’ู‡ู ุฌูŽู†ูŽู‘ุงุชู ุชูŽุฌู’ุฑููŠ ู…ูู† ุชูŽุญู’ุชูู‡ูŽุง ุงู„ู’ุฃูŽู†ู’ู‡ูŽุงุฑู ุฎูŽุงู„ูุฏููŠู†ูŽ ูููŠู‡ูŽุง ุฃูŽุจูŽุฏุงู‹ ู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู„ูŽู‡ู ุฑูุฒู’ู‚ุงู‹

โ€œDan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya โ€œ (QS. Ath Thalaq:11).

Dan juga firman-Nya :

ู‡ูŽุฐูŽุง ุฐููƒู’ุฑูŒ ูˆูŽุฅูู†ูŽู‘ ู„ูู„ู’ู…ูุชูŽู‘ู‚ููŠู†ูŽ ู„ูŽุญูุณู’ู†ูŽ ู…ูŽุขูŽุจู (49) ุฌูŽู†ูŽู‘ุงุชู ุนูŽุฏู’ู†ู ู…ูููŽุชูŽู‘ุญูŽุฉู‹ ู„ูŽู‡ูู…ู ุงู„ู’ุฃูŽุจู’ูˆูŽุงุจู (50) ู…ูุชูŽู‘ูƒูุฆููŠู†ูŽ ูููŠู‡ูŽุง ูŠูŽุฏู’ุนููˆู†ูŽ ูููŠู‡ูŽุง ุจูููŽุงูƒูู‡ูŽุฉู ูƒูŽุซููŠุฑูŽุฉู ูˆูŽุดูŽุฑูŽุงุจู (51) ูˆูŽุนูู†ู’ุฏูŽู‡ูู…ู’ ู‚ูŽุงุตูุฑูŽุงุชู ุงู„ุทูŽู‘ุฑู’ูู ุฃูŽุชู’ุฑูŽุงุจูŒ (52) ู‡ูŽุฐูŽุง ู…ูŽุง ุชููˆุนูŽุฏููˆู†ูŽ ู„ููŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู’ุญูุณูŽุงุจู (53) ุฅูู†ูŽู‘ ู‡ูŽุฐูŽุง ู„ูŽุฑูุฒู’ู‚ูู†ูŽุง ู…ูŽุง ู„ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ู†ูŽููŽุงุฏู (54

โ€œIni adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) syurga โ€˜Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, di dalamnya mereka bertelekan (diatas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu. Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezki dari Kami yang tiada habis-habisnya. โ€œ (QS. Shaad: 49-54)

๐ŸŸฅ Hanya Allah Pemberi Rezeki

Di antara nama-nama Allah adalah โ€œAr Rozzaqโ€ dan โ€œ Ar Rooziqโ€. Nama โ€œAr Rozzaqโ€ terdapat dalam firman Allah,

ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ู‡ููˆูŽ ุงู„ุฑูŽู‘ุฒูŽู‘ุงู‚ู ุฐููˆ ุงู„ู’ู‚ููˆูŽู‘ุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุชููŠู†ู

โ€œSesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokohโ€ (QS. Adz Dzariyat:58)

Sedangkan nama โ€œ Ar Rooziqโ€terdapat dalam firman-Nya,

ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽุฃูŽูˆู’ุง ุชูุฌูŽุงุฑูŽุฉู‹ ุฃูŽูˆู’ ู„ูŽู‡ู’ูˆุงู‹ ุงู†ููŽุถูู‘ูˆุง ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ูˆูŽุชูŽุฑูŽูƒููˆูƒูŽ ู‚ูŽุงุฆูู…ุงู‹ ู‚ูู„ู’ ู…ูŽุง ุนูู†ุฏูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ู…ูู‘ู†ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู’ูˆู ูˆูŽู…ูู†ูŽ ุงู„ุชูู‘ุฌูŽุงุฑูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ุฑูŽู‘ุงุฒูู‚ููŠู†ูŽ

โ€œDan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: โ€œApa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaanโ€, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezkiโ€ (QS. Al Jumuโ€™ah:11)

Dan juga firman-Nya,

ูˆูŽุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ู‡ูŽุงุฌูŽุฑููˆุง ูููŠ ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุซูู…ูŽู‘ ู‚ูุชูู„ููˆุง ุฃูŽูˆู’ ู…ูŽุงุชููˆุง ู„ูŽูŠูŽุฑู’ุฒูู‚ูŽู†ูŽู‘ู‡ูู…ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุฑูุฒู’ู‚ุงู‹ ุญูŽุณูŽู†ุงู‹ ูˆูŽุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ู„ูŽู‡ููˆูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ุฑูŽู‘ุงุฒูู‚ููŠู†ูŽ

โ€œDan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di bunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezkiโ€ (QS. Al Hajj: 58)

Dari nama Allah Ar Rozzaq dan Ar Rooziq terkandung didalamnya sifat rezeki {ุงู„ุฑุฒู‚ู} (ar ruzqu). Dalam siifat ar ruzqu bagi Allah, terkandung di dalamnya dua makna, yaitu banyaknya rezeki yang Allah berikan pada setiap makhluk, dan banyak/luasnya jumlah makhluk yang mendapat rezeki dari-Nya :

โœ… 1. Rezeki yang banyak

Maksudnya rezeki yang Allah berikan kepada setiap makhluknya sangat banyak. Masing-masing makhluk Allah mendapat jatah rezeki yang banyak. Kita sebagai manusia mendapat rezeki berupa nikmat yang sangat banyak.

Nikmat sehat, anggota tubuh yang sempurna, tempat tinggal, keluarga, harta, dan masih banyak nikmat-nikmat yang lainnya. Itu semua merupakan rezeki dari Allah yang sangat banyak dan tak terhingga. Allah Taโ€™ala berfirman :

ูˆูŽุขุชูŽุงูƒูู… ู…ูู‘ู† ูƒูู„ูู‘ ู…ูŽุง ุณูŽุฃูŽู„ู’ุชูู…ููˆู‡ู ูˆูŽุฅูู† ุชูŽุนูุฏูู‘ูˆุงู’ ู†ูุนู’ู…ูŽุชูŽ ุงู„ู„ู‘ู‡ู ู„ุงูŽ ุชูุญู’ุตููˆู‡ูŽุง ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ุฅูู†ุณูŽุงู†ูŽ ู„ูŽุธูŽู„ููˆู…ูŒ ูƒูŽููŽู‘ุงุฑูŒ

โ€œDan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).โ€ (QS. Ibrahim:34)

โœ… 2. Rezeki yang luas

Rezeki yang Allah berikan meliputi seluruh makhluk-Nya sesuai dengan kondisinya masing-masing. Masing-masing setiap makhluk mendapat rezeki yang banyak dari Allah.

Manusia, jin, seluruh binatang dan tumbuhan, serta semua yang ada di langit dan di bumi mendapat rezeki dari Allah. Seluruh makhluk tersebut dipenuhi rezekinya oleh Allah semata.

Ini menunjukkan luasnya rezeki yang Allah berikan pada makhluk-Nya. Allah berfirman :

ูˆูŽู…ูŽุง ู…ูู† ุฏูŽุขุจูŽู‘ุฉู ูููŠ ุงู„ุฃูŽุฑู’ุถู ุฅูู„ุงูŽู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ู‡ู ุฑูุฒู’ู‚ูู‡ูŽุง

โ€œDan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberinya rezekiโ€œ (QS. Huud:6)

๐ŸŸฅ Semangatlah Mencari Rezeki

Saudarakau, ingatlah bahwa rezeki tidaklah sebatas harta dunia. Ilmu yang bermanfaat adalah rezeki, kemudahan untuk beramal shalih adalah rezeki, istri yang shalihah adalah rezeki, anak-anak juga termasuk rezeki.

Kewajiban kita untuk senantiasa bersyukur atas rezeki yang Allah berikan. Bahkan rezeki yang hakiki adalah rezeki yang dapat menegakkan agama kita sehingga mengantarkan kita selamat di akherat. Inilah rezeki yang sesungguhnya.

Rezeki yang hanya Allah berikan kepada hamba-hamba pilihan-Nya.

Maka saudaraku, setelah kita mengetahui bahwa ilmu dan amal shalih termasuk rezeki yang bermanfaat, kita hendaknya bersemangat untuk menggapainya.

Sebagaimana kita bersemangat dan bahkan menghabiskan waktu kita untuk mengais rezeki dunia, mestinya kita juga semangat untuk mencari rezeki yang lebih bermanfaat, yaitu ilmu dan amal shalih.

Rezeki yang akan menyelamatkan kita di dunia dan akherat kita.

Rezeki telah Ditentukan

Perlu diperhatikan, bahwa seluruh rezeki bagi makhluk telah Allah tentukan. Kaya dan miskin, sakit dan sehat, senang dan susah, termasuk juga ilmu dan amal shalih seseorang pun telah ditentukan.

Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda,

ุฅู† ุฃุญุฏูƒู… ูŠุฌู…ุน ุฎู„ู‚ู‡ ููŠ ุจุทู† ุฃู…ู‡ ุฃุฑุจุนูŠู† ูŠูˆู…ุง ู†ุทูุฉ ุซู… ุนู„ู‚ู‡ ู…ุซู„ ุฐู„ูƒ ุซู… ูŠูƒูˆู† ู…ุถุบุฉ ู…ุซู„ ุฐู„ูƒ , ุซู… ูŠุฑุณู„ ุฅู„ูŠู‡ ุงู„ู…ู„ูƒ ููŠู†ูุฎ ููŠู‡ ุงู„ุฑูˆุญ , ูˆูŠุคู…ุฑ ุจุฃุฑุจุน ูƒู„ู…ุงุช : ุจูƒุชุจ ุฑุฒู‚ู‡ , ูˆุฃุฌู„ู‡ , ูˆุนู…ู„ู‡ , ูˆุดู‚ูŠ ุฃู… ุณุนูŠุฏ . ููˆุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฐูŠ ู„ุง ุฅู„ู‡ ุบูŠุฑู‡ ุฅู† ุฃุญุฏูƒู… ู„ูŠุนู…ู„ ุจุนู…ู„ ุฃู‡ู„ ุงู„ุฌู†ุฉ ุญุชู‰ ู…ุง ูŠูƒูˆู† ุจูŠู†ู‡ ูˆุจูŠู†ู‡ุง ุฅู„ุง ุฐุฑุงุน ููŠุณุจู‚ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ูƒุชุงุจ ููŠุนู…ู„ ุจุนู…ู„ ุฃู‡ู„ ุงู„ู†ุงุฑ , ูˆุฅู† ุฃุญุฏูƒู… ู„ูŠุนู…ู„ ุจุนู…ู„ ุฃู‡ู„ ุงู„ู†ุงุฑ ุญุชู‰ ู…ุง ูŠูƒูˆู† ุจูŠู†ู‡ ูˆุจูŠู†ู‡ุง ุฅู„ุง ุฐุฑุงุน ููŠุณุจู‚ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ูƒุชุงุจ ููŠุนู…ู„ ุจุนู…ู„ ุฃู‡ู„ ุงู„ุฌู†ุฉ

โ€œSesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi โ€˜Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata : Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.โ€(HR. Bukhari 3208 dan HR.Muslim 2643)

Dengan mengetahui hal ini, bukan berrati kita pasarah dan tidak berusaha mencari rezeki. Sebagian orang memiliki anggapan yang salah dalam memahami hal ini.

Mereka hanya pasrah terhadap takdir tanpa melakukan usaha sama sekali. Sunngguh, ini adalah kesalah yang nyata. Bukankah Allah juga memerintahkan kita untuk mengambil sebab dan melarang kita dari bersikap malas?

Apabila kita sudah mengambil sebab dan mendapatkan hasil yang tidak kita inginkan, maka kita tidak boleh sedih dan berputus asa, termasuk dalam mencari rezeki, karena semuanya sudah merupakan ketetapan Allah.

Oleh karena itu Nabi shalallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda,

ุงุญุฑุต ุนู„ู‰ ู…ุง ูŠู†ูุนูƒ ูˆุงุณุชุนู† ุจุงู„ู„ู‡ ูˆู„ุง ุชุนุฌุฒ ูˆุฅู† ุฃุตุงุจูƒ ุดูŠุก ูู„ุง ุชู‚ู„ ู„ูˆ ุฃู†ูŠ ูุนู„ุช ูƒุงู† ูƒุฐุง ูˆูƒุฐุง ูˆู„ูƒู† ู‚ู„ ู‚ุฏุฑ ุงู„ู„ู‡ ูˆู…ุง ุดุงุก ูุนู„

โ€œBersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah dan jangalah kamu malas! Apabila kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan :โ€™Seaindainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begituโ€™, tetapi katakanlah : โ€˜Qoddarullahu wa maa syaโ€™a faโ€™alaโ€ (HR. Muslim 2664)

Semoga tulisan rigkas ini bermanfaat. Wa shallallahu โ€˜alaa Nabiyyina Muhammad

๐ŸŸฅ Referensi Utama :

  1. Syarhu al โ€˜Aqidah al Waashitiyah, Syaikh Muhammad bin Shalih al โ€˜Utsaimin rahimahullah
  2. Fiqhu al Asmai al Husna, Syaikh โ€˜Abdurrozaq bin โ€˜Abdil Muhsni al Badr hafidzahullah
Artikel, religi

Panduan Sholat Tarawih Di Rumah Untuk Wanita

Bismillahi assalamualaikum adakah yg punya panduan tata cara solat taraweh dirumah untuk perempuan??

Karlita, di Jawa Tengah.

Jawaban:

Waโ€™alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillah walhamdulillah was sholaatu wassalamโ€™ala Rasulillah, amma baโ€™du.

Pada dasarnya, semua sholat kaum wanita lebih afdhol dikerjakan di rumah. Sholat wajib apalagi yang sunah. Dalilnya adalah hadis dari sahabat Ibnu Masโ€™ud radhiyallahu โ€˜anhu, hadis dari Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda,

ุตูŽู„ุงูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุฑู’ุฃูŽุฉู ููู‰ ุจูŽูŠู’ุชูู‡ูŽุง ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ู…ูู†ู’ ุตูŽู„ุงูŽุชูู‡ูŽุง ููู‰ ุญูุฌู’ุฑูŽุชูู‡ูŽุง ูˆูŽุตูŽู„ุงูŽุชูู‡ูŽุง ููู‰ ู…ูŽุฎู’ุฏูŽุนูู‡ูŽุง ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ู…ูู†ู’ ุตูŽู„ุงูŽุชูู‡ูŽุง ููู‰ ุจูŽูŠู’ุชูู‡ูŽุง

โ€œSholatnya wanita di kamarnya, lebih afdhal daripada sholatnya di ruang keluarga rumahnya. Sholatnya wanita di kamar khususnya (tempat simpanan barang berharganya, pen.) lebih utama dari sholatnya di kamarnya.โ€ (HR. Abu Dawud)

Lebih afdhal di sini, mohon tidak disalahpahami tidak boleh. Lebih afdhal, artinya lebih besar pahalanya. Tentu kita tidak berani mengatakan demikian jika tidak dalil yang menunjukkan seperti ini. Jika kita tanyakan kepada perasaan kita, tentu masjid lebih utama untuk semua orang, laki-laki maupun perempuan. Namun, Islam adalah agama yang ilmiyah, semuanya didasari dalil, yang menyimpan hikmah dan manfaat besar untuk semua makhluk.

Muslim, seperti maknanya berserah diri, yakni menyerahkan sepenuhnya kepada Al Qurโ€™an dan Hadis Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam. Slogannya saat bertemu dengan Al Qurโ€™an dan Hadis maka hendaknya mengatakan โ€œAku mendengar dan aku taat..!โ€

Suatu hari seorang sahabat wanita bernama Ummu Humaid โ€“radhiyallahuโ€™anhaโ€“ pernah datang menemui Nabishallallahu โ€˜alaihi wa sallam, mengutarakan curhatan, โ€œYa Rasulullah, saya ingin sekali shalat berjamaah bersama Anda.โ€

Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam lantas menjawab,

ู‚ูŽุฏู’ ุนูŽู„ูู…ู’ุชู ุฃูŽู†ูŽู‘ูƒู ุชูุญูุจูู‘ูŠู†ูŽ ุงู„ุตูŽู‘ู„ุงูŽุฉูŽ ู…ูŽุนูู‰ ูˆูŽุตูŽู„ุงูŽุชููƒู ููู‰ ุจูŽูŠู’ุชููƒู ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ู„ูŽูƒู ู…ูู†ู’ ุตูŽู„ุงูŽุชููƒู ููู‰ ุญูุฌู’ุฑูŽุชููƒู ูˆูŽุตูŽู„ุงูŽุชููƒู ููู‰ ุญูุฌู’ุฑูŽุชููƒู ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ู…ูู†ู’ ุตูŽู„ุงูŽุชููƒู ููู‰ ุฏูŽุงุฑููƒู ูˆูŽุตูŽู„ุงูŽุชููƒู ููู‰ ุฏูŽุงุฑููƒู ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ู„ูŽูƒู ู…ูู†ู’ ุตูŽู„ุงูŽุชููƒู ููู‰ ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ู‚ูŽูˆู’ู…ููƒู ูˆูŽุตูŽู„ุงูŽุชููƒู ููู‰ ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ู‚ูŽูˆู’ู…ููƒู ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ู„ูŽูƒู ู…ูู†ู’ ุตูŽู„ุงูŽุชููƒู ููู‰ ู…ูŽุณู’ุฌูุฏูู‰

โ€œAku tahu keinginan itu, bahwa anda sangat ingin shalat berjamaah bersamaku. Namun, shalatmu di dalam kamarmu lebih utama dari shalatmu di ruang tengah rumahmu. Dan shalatmu di ruang tengah rumahmu lebih utama dari shalatmu di ruang terdepan rumahmu. Shalatmu di ruang luar rumahmu lebih utama dari shalat di masjid kampung mu. Shalat di masjid kampung mu lebih utama dari shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi).โ€

Setelah mendengar petuah mulia ini, Ummu Humaid meminta dibangunkan mushola di pojok kamar miliknya. Di situ beliau shalat smapai berjumpa dengan Allah (wafat). (HR. Ahmad, 6: 371. Syaikh Syuโ€™aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadis ini shahih)

Al-Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan,

ูˆููŠ ุญุฏูŠุซ ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ุงู„ุฐูŠ ุฎุฑุฌู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ : ( ุตู„ุงุฉ ุงู„ุฑุฌู„ ููŠ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ุชุถุนู ) ูˆู‡ูˆ ูŠุฏู„ ุนู„ู‰ ุฃู† ุตู„ุงุฉ ุงู„ู…ุฑุฃุฉ ู„ุง ุชุถุนู ูููŠ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ุ› ูุฅู† ุตู„ุงุชู‡ุง ูููŠ ุจูŠุชู‡ุง ุฎูŠุฑ ู„ู‡ุง ูˆุฃูุถู„

Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu โ€˜anhu yang diriwayatkan Bukhari, โ€œShalatnya lelaki secara berjamaah itu dilipatkanโ€™โ€™ ini menunjukkan bahwa shalat wanita berjamaah di masjid tidak dilipatkan pahalanya. Karena shalat wanita di rumahnya lebih baik dan lebih afdhal. (Fathul Bari, 6/19)

Namun bukan berarti tidak boleh sholat jamaโ€™ah di masjid. Apalagi jika manfaatnya besar seperti untuk mendengarkan tausiah, lebih semangat dan lebih mampu khusyuโ€™. Kemudian dirinya dapat menjaga rambu-rambu syariโ€™at :

[1]. Berhijab sempurna, tidak berdandan yang mengundang perhatian laki-laki.

[2]. Tidak memakai minyak wangi saat keluar rumah.

[3] Mendapat izin suami.

Artikel, religi

Puasa Wanita Hamil dan Menyusui, Apakah Wajib Qadha?

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal MSc

Apakah wanita hamil dan menyusui mesti menunaikan qadhaโ€™ ataukah cukup fidyah saja ataukah mesti menunaikan kedua-duanya?

Masalah ini terdapat perselisihan kuat di antara para ulama.

Yang jelas jika wanita hamil dan menyusui merasa berat untuk berpuasa, entah khawatir pada bayi maupun dirinya sendiri, maka ia boleh tidak berpuasa.

Dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda,

ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ูˆูŽุถูŽุนูŽ ุนูŽู†ู’ ุงู„ู’ู…ูุณูŽุงููุฑู ู†ูุตู’ููŽ ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุงู„ุตูŽู‘ูˆู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุงู„ู’ุญูุจู’ู„ูŽู‰ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุฑู’ุถูุนู

โ€œSesungguhnya Allah meringankan separuh shalat dari musafir, juga puasa dari wanita hamil dan menyusui.โ€ (HR. An Nasai no. 2274 dan Ahmad 5/29. Syaikh Al Albani dan Syaikh Syuโ€™aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)

โฌ›๏ธ Perselisihan Ulama

Imam Nawawi rahimahullah berkata bahwa para ulama dalam masalah qadhaโ€™ dan fidyah bagi wanita hamil dan menyusui memiliki empat pendapat.

1๏ธโƒฃ [Pendapat pertama] Ibnu โ€˜Umar, Ibnu โ€˜Abbas dan Saโ€™id bin Jubair berpendapat bahwa boleh keduanya tidak puasa dan ada kewajiban fidyah, namun tidak ada qadhaโ€™ bagi keduanya.

2๏ธโƒฃ [Pendapat kedua] โ€˜Athoโ€™ bin Abi Robbah, Al Hasan, Adh Dhohak, An Nakhoโ€™i, Az Zuhri, Robiโ€™ah, Al Awzaโ€™i, Abu Hanifah, Ats Tsauri, Abu โ€˜Ubaid, Abu Tsaur, dan ulama Zhahiri berpendapat bahwa keduanya boleh tidak puasa namun harus mengqadhaโ€™, tanpa ada fidyah. Keadaannya dimisalkan seperti orang sakit.

3๏ธโƒฃ [Pendapat ketiga] Imam Syafiโ€™i dan Imam Ahmad berpendapat bahwa keduanya boleh tidak puasa, namun wajib menunaikan qadhaโ€™ dan fidyah sekaligus. Pendapat ini juga dipilih oleh Mujahid.

4๏ธโƒฃ [Pendapat keempat] Imam Malik berpendapat bahwa wanita hamil boleh tidak puasa, namun harus mengqadhaโ€™ tanpa ada fidyah.

Namun untuk wanita menyusui, ia boleh tidak puasa, namun harus mengqadhaโ€™ sekaligus menunaikan fidyah. Ibnul Mundzir setelah menyebutkan pendapat-pendapat ini, ia lebih cenderung pada pendapat โ€˜Athoโ€™ yang menyatakan ada kewajiban qadhaโ€™, tanpa fidyah. (Lihat Al Majmuโ€™, 6: 178)

โฌ›๏ธ Tetap Ada Qadhaโ€™

Asy Syairozi -salah seorang ulama Syafiโ€™i- berkata, โ€œJika wanita hamil dan menyusui khawatir pada diri mereka sendiri, maka mereka boleh tidak puasa dan punya kewajiban qadhaโ€™ tanpa ada kafarah. Keadaan mereka seperti orang sakit.
Jika keduanya khawatir pada anaknya, maka keduanya tetap menunaikan qadhaโ€™, namun dalam hal kafarah ada tiga pendapat.โ€ (Al Majmuโ€™, 6: 177)

Imam Nawawi berkata, โ€œWanita hamil dan menyusui ketika tidak berpuasa karena khawatir pada keadaan dirinya, maka keduanya boleh tidak puasa dan punya kewajiban qadhaโ€™. Tidak ada fidyah ketika itu seperti halnya orang yang sakit.

Permasalahan ini tidak ada perselisihan di antara para ulama. Begitu pula jika khawatir pada kondisi anak saat berpuasa, bukan pada kondisi dirinya, maka boleh tidak puasa, namun tetap ada qadhaโ€™. Yang ini pun tidak ada khilaf. Namun untuk fidyah diwajibkan menurut madzhab Syafiโ€™i.โ€ (Idem)

โฌ›๏ธ Tidak Tepat Hanya Fidyah Saja

Sedangkan mewajibkan hanya menunaikan fidyah saja bagi wanita hamil dan menyusui tidaklah tepat.

Ibnu Qudamah berkata, โ€œWanita hamil dan menyusui adalah orang yang masih mampu mengqadhaโ€™ puasa (tidak sama seperti orang yang sepuh). Maka qadhaโ€™ tetap wajib sebagaimana wanita yang mengalami haidh dan nifas.

Sedangkan dalam surat Al Baqarah ayat 184 menunjukkan kewajiban fidyah, namun itu tidak menafikan adanya qadhaโ€™ puasa karena pertimbangan dalil yang lain. โ€ฆ

Imam Ahmad sampai berkata, โ€œAku lebih cenderung memegang hadits Abu Hurairah dan tidak berpendapat dengan pendapat Ibnu โ€˜Abbas dan Ibnu โ€˜Umar yang berpendapat tidak wajibnya qadhaโ€™.โ€ (Al Mughni, 4: 395)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al โ€˜Utsaimin berkata, โ€œLebih tepat wanita hamil dan menyusui dimisalkan seperti orang sakit dan musafir yang punya kewajiban qadhaโ€™ saja (tanpa fidyah).

Adapun diamnya Ibnu โ€˜Abbas tanpa menyebut qadhaโ€™ karena sudah dimaklumi bahwa qadhaโ€™ itu ada.โ€ (Syarhul Mumthiโ€™, 6: 350. Lihat pula pendapat Syaikh โ€˜Abdul โ€˜Aziz bin Baz dalam Majmuโ€™ Al Fatawa Ibnu Baz, 15: 225 dan Syaikh โ€˜Abdullah bin โ€˜Abdirrahman bin Jibrin dalam Syarh โ€˜Umdatul Fiqh, 1: 576-577)

Kewajiban qadhaโ€™ saja yang menjadi pendapat โ€˜Athoโ€™ bin Abi Robbah dan Imam Abu Hanifah. Inilah pendapat terkuat dari pendapat para ulama yang ada.

Sehingga wanita hamil dan menyusui masih terkena ayat,

ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูŽุฑููŠุถู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽููŽุฑู ููŽุนูุฏูŽู‘ุฉูŒ ู…ูู†ู’ ุฃูŽูŠูŽู‘ุงู…ู ุฃูุฎูŽุฑูŽ

โ€œDan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.โ€ (QS. Al Baqarah: 185).

Ringkasnya, pendapat yang penulis cenderungi adalah yang menyatakan bahwa wanita hamil dan menyusui saat tidak puasa, maka ia harus tetap mengqadhaโ€™ puasa, tidak dengan fidyah saja.

Adanya qadhaโ€™ di sini sudah maโ€™ruf di tengah-tengah para sahabat dan para ulama. Inilah pendapat yang lebih tepat. Wallahu aโ€™lam.

Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik.

โ€”

Diselesaikan selepas Shalat Shubuh, 1 Syaโ€™ban 1435 H di Pesantren Darush Sholihin

Artikel, religi

Wanita Haid Tetap Bisa Mendulang Pahala di Bulan Ramadhan

Bismillahirrahmanirrahim.

Bulan Ramadhan bulan seribu bulan penuh berkah bagi umat muslim diseluruh dunia. Seperti kita ketahui amalan utama pada bulan Ramadhan ialah berpuasa, namun sebagai kaum wanita tentu ada kalanya dalam sebulan mendapat masa haid.

Perlu diketahui bahwa muslimah yang sedang kedatangan haid atau nifas di bulan ramadhan dilarang melaksanakan shaum, dan diwajibkan mengqhodonya pada hari-hari lain.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :
โ€œDari Abu Saโ€™id Al Khudriy Radhiyallahu Anhu โ€œBahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : โ€œBukankah Wanita itu jika sedang haidh dia tidak shalat dan tidak shaum/berpuasa? Itulah kekurangan agamanya.โ€
(HR. Bukhari).

Meskipun tidak diperbolehkan shaum dan shalat, namun bagi muslimah yang sedang haid tidak usah khawatir kelewatan momen mendapat pahala berlipat ganda pada bulan puasa ini.

Karena masih banyak amalan ibadah mulia yang dapat dilaksanakan untuk mendapat ridho Allah Subhanahu wa Taโ€™ala dan pahala yang berlimpah berlipat ganda.

Ini dia beberapa amalan yang dapat dilakukan, yaitu melakukan amalan-amalan yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Taโ€™ala.

Banyak ibadah sunnah lainnya yang dianjurkan yang dapat dilakukan diantaranya yaitu:

๐Ÿ 1. Memberi & Menyediakan Ifthar (hidangan berbuka)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :
โ€ Barang siapa yang memberi ifthar (hidangan untuk berbuka) bagi orang-orang yang shaum/berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang shaum/berpuasa tanpa dikurangi sedikitpunโ€. (H.R. Bukhari Muslim).

Dalil diatas mengisyaratkan bahwa meski berhalangan berpuasa, anda para muslimah masih bisa mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang berpuasa dengan memberikan hidangan untuk orang yang berbuka puasa.

Anda dapat memulainya dengan mengolah makanan sampai menyajikan makanan dan minuman untuk sahur dan berbuka puasa seluruh keluarga. tampak betapa besar karunia Allah yang diberikan kepada wanita?

Dia tidak ikut lapar dan dahaga, tetapi peluangnya mendapatkan ganjaran sama persis seperti orang yang berpuasa dan yang beramal shalih yang lain.

๐Ÿ 2. Melakukan Khidmat (membantu) Orang Lain

Dari Jabir bin Abdullah ia berkata; Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda:
โ€œSetiap kebaikan adalah sedekah. Dan di antara bentuk kebaikan adalah kamu menjumpai saudaramu dengan wajah yang menyenangkan. Dan kamu menuangkan air dari embermu ke dalam bejana milik saudaramu.โ€
(HR. At-Tirmidzi)

Semua hal tersebut jika dilakukan karena Allah tidak akan sia-sia karena, khidmat termasuk amal shalih dan bahkan wanita bisa mendapatkan pahala yang setara dengan yang berpuasa jika dia melakukan khidmat kepada orang yang berpuasa.

Contohnya Khidmat ialah:
Menyiapkan makan sahur dan berbuka, berbelanja untuk kebutuhan makan, mengasuh anak, membersihkan rumah, mencuci, menyetrika dan sebagainya.

๐Ÿ 3. Berdoa & Berdzikir Tetap Jalan

Walau muslimah ketika haid tidak diperbolehkan shalat , namun demikian ketika adzan usai dikumandangkan sangat dianjurkan untuk berdoa dan berdzikir .

Dari Jabir Bin Abdullah Radhiyallahu Anhu Bahwaโ€ Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda:
โ€œBarangsiapa mendengar panggilan adzan lalu ia Berdoa โ€˜Ya Allah Ya Rabb.

Pemilik seruan yang sempurna ini, dan shalat yang akan didirikan, karuniakanlah kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Wasilah dan keutamaan dan tempatkanlah ia di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan Akan Mendapatkan Syafaatku kelak pada hari kiamat (HR. Bukhari).

Para Fuqoha sepakat pada tiga poin ibadah yaitu, istighfar, dzikir dan Doa
tidak diisyaratkan yang melakukan harus suci dari hadas baik hadas besar maupun hadas kecil.

Artinya seorang wanita yang sedang haid, meskipun dia berhadas besar tidak ada larangan baginya untuk beristighfar, dzikir dan berdoa sepanjang waktu selama mampu.

๐Ÿ 4. Mendorong Orang Lain Untuk Beramal Shalih

Mengingatkan anggota keluarga untuk menunaikan shalat sunah terutama shalat sunnat dhuha dan shalat sunnat Qiyamul Lail.

Dari Abu Masโ€™ud Al Anshari dia berkata, โ€œ
Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam seraya berkata, โ€œWahai Rasulullah, jalan kami telah terputus karena hewan tungganganku telah mati, oleh karena itu bawalah saya dengan hewan tunggangan yang lain.โ€

Maka beliau bersabda: โ€œSaya tidak memiliki (hewan tunggangan yang lain).โ€ Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berkata, โ€œWahai Rasulullah, saya dapat menunjukkan seseorang yang dapat membawanya (memperoleh penggantinya).โ€

Maka beliau bersabda: โ€œBarangsiapa dapat menunjukkan suatu kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya.โ€
(H.R. Muslim).

Kita dapat membantu untuk mengingatkan suami, anak, saudara atau orang tua dirumah untuk melaksanakan berbagai ibadah yang seringkali terlupa seperti shalat berjamaah dimesjid, melaksanakan tarawih dan banyak lagi.

๐Ÿ 5. Istighfar & Shodaqoh

Istighfar dan Shodaqoh lebih layak diperhatikan dibulan Ramadhan karena bulan ini adalah bulan yang paling mulia diantara seluruh bulan.

Dari Abdullah bin Umar dari Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:
โ€œWahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni Neraka.โ€ (H.R. Muslim)

Secara khusus Rasulullah Shallalahu โ€˜Alaihi Wasallam merekomendasikan wanita agar memperbanyak istighfar dan shodaqoh karena beliau diperlihatkan bahwa wanita adalah penghuni neraka yang paling banyak.

๐Ÿ 6. Tholabul โ€˜Ilmi (mencari ilmu)

Mencari ilmu termasuk amal shalih yang bisa dilakukan wanita haid di bulan Ramadhan baik dilakukan dengan mendatangi majelis ilmu maupun mempelajari isi buku.

โ€œBarangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut Ilmu, Niscaya Allah Subhanahu wa Taโ€™ala menunjukkan jalan menuju Surga Baginyaโ€. (H.R. Muslim)

โ€œBarangsiapa wafat dalam menuntut Ilmu (dengan maksud) untuk menghidupkan Islam, Maka antara dia dan Nabi-Nabi satu derajat di dalam Surga.โ€(H.R. At Thabrani).

๐Ÿ 7. Menjauhi Larangan Agama

Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
โ€œBarangsiapa Tidak meninggalkan perkataan dusta dan ghibah maka tiada artinya di sisi ALLAH baginya shaum/puasa dari makan dan minumโ€ (HR Bukhari).

Muslimah yang bijak tentunya berupaya memanfaatkan setiap detik ketika bulan Ramadhan walaupun ketika sedang haid, dan terhalang menunaikan shaum masih mendapat pahala yaitu dengan berusaha menjauhi segala yang dilarang oleh Agama, dan berusaha menjaga lisan dengan tidak mengunjing dan selalu berusaha berkata-kata yang bermanfaat.

Wallahu aโ€™lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq.

# SNACK, REZEP

Baso Aci Sambal Kacang

Bahan :
– 150 gr tepung sagu
– 50 gr tepung terigu
– 1 sdt garam
– 1/2 sdt merica
– 2 sdm bawang putih yang sudah dihaluskan

– 3 batang daun bawang, potong tipis-tipis
– penyedap 1 sdt bila suka
– Air hangat secukupnya

Caranya memasak:
– Campur semua bahan kering, aduk rata.
– Masukkan air hangat sedikit demi sedikit, sampai adonan bisa dibentuk.
– Panaskan air dalam panci, biarkan mendidih.
– Bentuk adonan baso aci dengan bulatan-bulatan kecil saat air mendidih, dan langsung dimasukkan terus ke panci sampai adonan habis.
– Ketika semuanya mengapung. Angkat dan sisihkan.

Bahan bumbu kacang:
– 250gr kacang tanah, goreng
– 3 siung bawang putih
– 2 siung bawang merah
– 3 cabai rawit
– 5 cabai keriting merah
– garam
– 50gr gula merah
– air secukupnya

Cara memasak:
– haluskan bahan bumbu dengan blender beri sedikit air.
– Panaskan wajan dan masukan minyak goreng secukupnya.
– Masukan bumbu yang udah dihaluskan, aduk hingga minyaknya keluar.
– Setelah bumbu mengental, koreksi rasa. Angkat.
– Cilok siap disajikan dengan bumbu kacang.