# Adzra Cattering, # MAKANAN, # Mughitsah Collection, # Rumah Mainan Niswah Adzra Ghozi, # Zahra Creative, Artikel, Multi Usaha, REZEP

resep Sambal

Sambal Matah

Dalam bahasa Bali, sambel matah berarti sambel mentah. Sambal ini memang terbuat dari bahan-bahan yang masih mentah. Selain terasi yang dibakar, bahan lain seperi bawang merah, cabai, sereh, dan daun jeruk purut semuanya masih mentah dan segar. Semua bahan diiris halus, lalu dicampurkan dengan terasi dan garam dengan cara mengulet/meremasnya. Setelah alum, ditambahkan sedikit minyak kelapa.

Sambel matah ini biasa dimakan bersama sate lilit atau ikan asin. Bisa juga diurabkan pada daging ayam yang disuir-suir. Makan dengan sambal ini jadi tambah berselera!

sumber :http://jalan-jalan-bali.blogspot.com/2009/01/sambal-matah.html

======================================================

Sambal Dabu-dabu Lilang (Manado)

Sambal Dabu Dabu Lilang

Teman-teman, udah pernah belum nyobain sambal Manado ? Wah, rasanya dijamin Te-O-Pe Be-Ge-Te.Dabu-dabu lilang namanya, menu ini cocok sebagai pendamping ikan panggang/bakar.

Bahan-bahan untuk membuat sambal Dabu-Dabu Lilang :

10 buah cabai merah

6 siung bawang merah

8 pucuk kemangi

2 buah cabai hijau

2 buah tomat

2 buah jeruk nipis, iris dadu

1/2 sendok teh garam

1 sendok makan air jeruk nipis

Cara Membuat sambal dabu-dabu lilang :

Pertama :Iris kecil-kecil cabai merah, bawang merah, cabai hijau, dan tomat.

Kedua : Campur irisan bahan dengan garam dan air jeruk nipis, aduk hingga rata bersama pucuk kemangi

Sangat Mudahkan….???

sumber :http://www.katalogmasakan.web.id/sambal

# Adzra Cattering, # Kesehatan, # Mughitsah Collection, # Rumah Mainan Niswah Adzra Ghozi, # Zahra Creative, Artikel, Multi Usaha

No MSG! Bisa!

Sebenarnya saya cukup realistis dengan yang namanya MSG alias penyedap rasa.
Khusus untuk makanan yang dibeli di restoran, makanan siap saji, snack, ya otomatis tidak dapat 100% menolak MSG. Caranya menolak hanya ‘tidak makan’ dan ‘tidak jajan’ di luar, tapi mana tahaaannn?! Hehehe…

Tetapi kalau untuk makanan di rumah, sudah sejak saya (akhirnya…) bisa memasak, berusaha untuk tidak menggunakan MSG. Kuncinya sebenarnya adalah percaya diri! Ya… percaya diri untuk tidak mengandalkan MSG hanya untuk mendapatkan masakan yang berasa enak (tapi di mulut jadi bikin haus dan yang parah bisa sakit tenggorokan). Praktis saya sudah jarang sekali menggunakan dan membeli produk-produk yang mereknya S*sa, M*won, R*yko, termasuk tepung-tepung yang siap dibalur untuk digoreng, dan termasuk juga saus-saus botolan yang siap tuang. Jangan lupa, kecap asin yang bermerek terkemuka di Indonesia pun mengandung MSG, jadi sejarang mungkin saya pakai.

Trus??? Apa enak? Ya enak jelas! Kuncinya itu tadi, percaya diri! Memasak kembali dengan metode yang mengandalkan bumbu selera asal, bukan main asal cemplung-cemplung trus dikasih air, garam, dan MSG hehehe…

Repot? Ya kecuali kita tidak mau hidup sehat dan senang yang praktis saja, semua juga bakal repot. Kerepotan itu sebenarnya dapat ditanggulangi dengan :
1.Kaldu asli yang direbus dapat dibekukan dalam bentuk blok es batu dan disimpan di freezer. Sehingga tatkala ingin digunakan tinggal dicairkan.
2.Bumbu racikan dihaluskan pakai blender dan buat stock dapat disimpan dalam waktu tertentu di freezer atau kulkas.
3.Rela mencari dan memburu merek-merek yang non MSG, memang sih biasanya harganya rada mahal, tetapi kemasannya juga besar-besar jadi tidak cepat habis.
4.Margarin sebagai penambah sedap tumisan (untuk anak-anak dan mereka yang tidak takut kolesterol kambuh hehehe…). Wangi margarin akan memberi rasa tersendiri hingga menurut saya sih MSG masih kalah enaknya.
5.Komposisi garam dan gula 1:2 sebagai pengganti MSG (ini solusi buat yang tidak bisa makan margarin)

Nah saya coba kasih beberapa tips untuk makanan yang sudah terbukti tanpa MSG juga tetap enak disantap.

Tumis Selada Air

tumis selada air

Biasanya orang tidak pede tumis sayur karena selalu merasa pahit.

Bumbu : bawang putih keprek, jahe dikeprek, bawang bombay.
Tambahan : air kaldu ayam (kalau tidak sempat air biasa juga gak apa kok), saus tiram non msg, kecap manis (atau gula juga boleh), garam.
Isi : selada air yang sudah dipotong, daging ayam yang sudah diiris tipis.

Tumis bumbu dengan margarin atau minyak sayur sampai wangi. Tuangkan air kaldu (ya 100ml aja, kecuali suka banjir hehehe…), masukkan daging ayam. Aduk-aduk dan beri saus tiram non msg. Setelah setengah matang ayamnya, masukkan sayur selada airnya. Aduk-aduk, kasih kecap manis dan garam, atau kombinasi garam dan gula tadi. Jangan biarkan menumis sayur sampai lembek, jadinya pahit (tetapi kalau masih keras juga tetap pahit ya hahaha…). Jadi kuncinya? Ya dicicip dong…! Hehehe… Kalau sudah pas rasanya, bungkusss!

Telur dadar non MSG dan non garam

foto seadanya telur dadar non msg dan non garam dari piring anak saya hehehe

Anak kecil harus makan telur. Tapi kalau dikasih bumbu garam dng MSG terus ya kasihan kan… Akhirnya saya gunakan kombinasi margarin dan keju, tidak pakai garam. Hasilnya? Anak saya malah lebih doyan yang begini hehehe…

Kocok telur yang sudah ditaburi keju (parut atau keju mudah leleh). Lalu panaskan mentega, masukkan telur yang sudah dikocok itu. Kalau mau tambah sosis (sosis yang dijual di pasaran sih ada MSG ya hehehe… variasi yang jangan terlalu sering!) taburi sosis sedikit. Terus? Ya sudah tunggu sampai matang dadarnya (tentu saja dengan membolak-balikkan telur yang sudah di penggorengan ya hehehe…). Siap santappp!

Ayam kukus

ayam kukus

Apa enaknya? Hehehe… saya sih pas makan ya berasa makan ayam tim, atau ayam yang di nasi hainam hehehe… Ini kalau sudah ribet masak tapi tetap mau makan enak.

Bumbu sangat sederhana : bawang putih keprek, daun bawang/prei, jahe.
Siapkan dalam satu wadah panci yang berisi air, bumbu yang sudah saya sebut tadi, daging ayam yang sudah dibersihkan, garam dan merica. Aduk-aduk. Lalu kukus seperti mengukus ikan, bukan rebus. Tahu kan beda kukus dan rebus? Kalau belum, silakan googling.

ayam kukus yang sedang dikukus

Saya sendiri tidak punya kukusan, jadi seadanya, pakai panci agak besar yang sudah diberi air, lalu di atas panci besar itu saya taruh panci yang berisi racikan tadi. Setelah matang, ya dikeluarkan ayamnya, terus dimakan saja. Air kaldu hasil kukusan tidak terlalu berminyak (jadi cocok buat yang diet rendah minyak) dapat dipakai untuk kuah dan rasanya sama dengan minum kuah nasi hainam hehehe…

Sapo Tahu

sapo tahu seadanya

Kalau saya masak, biasanya tidak harus ikut pakem kombinasi sayur dari resep kebanyakan. Jadi kalau ada yang bilang sayur A harus isinya ada ini, itu, bla bla bla, ya buat saya tidak harus. Tergantung isi kulkas juga. Itu baru yang disebut masak nyantai tapi rasa tetap. Jadi kalau ada yang bilang capsay itu 10 jenis sayur, kalau di kulkas hanya ada 4 jenis, ya jadi aja hehehe…

Termasuk si sapo tahu ini. Biasanya orang menggunakan seafood, dan jamur. Tapi berhubung lagi gak punya udang dll dan orang rumah juga pada gak demen jamur, alhasil saya ganti saja dengan labu dan bakso yang kebetulan masih ada. Yang jelas kan saya ada tahu halus hehehe… Jadi beginilah materi sapo tahu saya ini (yang kebetulan saya masak pas hari ini) :

Isi : tahu halus, bakso, labu manis.
Bumbu : bawang putih keprek, daun bawang/prei potong-potong, bawang bombay, jahe.
Pelengkap : saus tiram non MSG, kecap manis, garam (atau kombinasi garam dan gula), sagu, air kaldu ayam atau air minum biasa juga tidak apa.

Tumis bumbu sampai wangi dengan margarin (atau minyak), tuang bakso, beri air kaldu/air 200ml-300ml, masukkan sedikit saus tiram. Aduk-aduk sampai merata bumbunya. Masukkan labu manis, diamkan sebentar sampai labu setengah lembut. Lalu masukkan tahu halus yang sudah dipotong, aduk pelan-pelan (kalau terlalu kencang-kencang kayak masak nasi goreng alamat bisa pecah tahunya!). Masukkan kecap manis/gula. Aduk-aduk lagi. Untuk membuat kental kuah sapo, gunakan kombinasi sagu dan air (kalau takaran saya kira-kira 2sdm sagu : 100ml air). Masukkan kombinasi sagu dan air itu ke dalam masakan, aduk hingga kental. Kalau tidak suka terlalu kental ya kasih air saja lagi sedikit. Terakhir baru kasih garam, cicip-cicip, enak? Angkat, makannn!

Sop ayam / sop daging sapi

sup ayam

Nah… banyak yang memasak sop dengan MSG dengan asumsi kalau tidak pakai penyedap, rasanya kurang enak. Pakai garam doang juga masih kurang pas. Kuncinya adalah bumbu yang digunakan kurang wangi!

Jadi bumbu sop yang kita siapkan semacam bawang putih, bombay, daun bawang/prei, sledri ditumis dulu dengan margarin sampai harum (ini juga dikasih tahu teman dan suami). Setelah itu baru masukkan air kaldu ayam asli dan rebuslah isi sopnya. Masukkan bahan yang keras dulu seperti kentang, wortel, baru masukkan yang lembut. Nah… dengan cara ini, hanya dengan garam saja, sudah pasti enak!

Catatan : Saya bukan ahli masak loh yaaa… Jadi kalau nanti ada yang nyobain resep ini dan bilang tidak enak ya tolong dimaklumi saja hihihi… Paling tidak ini pengalaman sendiri aja, kalau berguna ya syukurlah hehehe…

From : Femi
http://femikhirana.com
http://facebook.com/fekhi

# Adzra Cattering, # Mughitsah Collection, # Rumah Mainan Niswah Adzra Ghozi, Artikel, Cara Pembayaran, Multi Usaha

Menjaga Loyalitas Konsumen ? Perlukah ??

Lagi2 saya tergelitik untuk membahas comment di wallnya Pak Nano bunyinya sbb:

1.Berbisnis? Jangan pernah berharap Pelanggan Anda loyal. Jangan mengharapkan Loyalitas Pelanggan, jika mau bisnis Anda maju memenangi persaingan. Karena TIDAK ADA PELANGGAN LOYAL.

2.Jika keuntungan kompetitif bisnis Anda bergantung hanya pada perlengkapan Anda, maka pesaing Anda secara mudah dapat mengejar dengan melakukan investasi serupa.

3.Pada kebanyakan kasus, apa yg ingin mereka beli berbeda dg apa yg Anda ingin jual. Konsumen sangat jarang ingin membeli tepat seperti yg Anda ingin jual.

Ke-3 comment itu di postkan berbeda waktu tapi saya coba ambil benang merahnya.
Point ke-1 dari teory2 marketing yg pernah saya pelajari ceilee … banyak strategy marketing dikembangkan, banyak riset dilakukan oleh perusahaan2 besar untuk mengupas bagaimana membangun loyalitas konsumen. Intinya hanya satu supaya si konsumen ini tetap loyal menggunakan produk mereka dan tidak pindah ke lain hati.

Di Ruzika kami juga berfikir gimana sih supaya si member tetap balik lagi,balik lagi dan belanja lagi ke kita ? Tetapi kok pada kenyataaannya para member ini mudah banget pindah ke lain hati. Contohnya begitu ada pesaing lain yg memberikan discount lebih besar sedikit aja langsung pindah. Kejadian ini nyata saya alami. Kasusnya setelah negosiasi discount dgn salah satu calon member disetujui discount X% dgn nilai order yg lumayan besar. Barang kita siapkan setelah terkumpul tinggal tahap akhir melakukan transfer pembayaran. Tunggu punya tunggu tidak ada kabar setelah kami hubungi

Jawabannya ? (intonasinya dibuat agak tinggi dikit seperti persenter fitri tropika he he he )
“Bu saya dapat discount di tempat pak I lebih besar X+1%, kalau ibu mau tambah discountnya jadi x+2% dan tanpa ongkir saya jadi ambil.

Kasus yg lain karena sudah lama menjadi member kami, ibu Susi sebut saja kita berikan kemudahan2an dan lebih flexible utk urusan order barang. Tujuannya jelas untuk menjaga loyalitas ibu tadi tetap belanja di Ruzika. Selang beberapa waktu sudah lama kita tidak lihat ibu Susi datang ke toko kita, cari tahu kenapa nih si ibu kok udah lama enggak, ternyata pindah belanja ke Ibu X yg sebetulnya lokasinya lebih jauh dari rumahnya tetapi pindah belanja kesana karena ada undian kesempatan mendapatkan HP.

Sebetulnya apa iya sih masih ada pelanggan yg loyal ? Klw bahasa gaulnya secara gini hari tawaran dari pesaing lebih menarik ? Saya kok masih PERCAYA, tetapi untuk beberapa kriteria. Misalkan untuk pembeli eceran, mereka biasanya lebih main perasaan ah saya mah lebih enak belanja kesini lebih ramah misalkan, daripada jauh2 kesana sama juga harganya mending kesini aja, dsb.

Saya termasuk salah satu konsumen yg loyal utk pergi ke Dokter gigi yg pasiennya sepi dan enggak jauh dari rumah. Ngapain cari dokter gigi yg rame antrinya aja berjam jam buat gigi saya yg lagi sakit tambah sakit he he he.

Nah sekarang tinggal di hitung hitung berapa % sih pendapatan toko anda ? Apakah 20% dari eceran + 80% grosir ? Atau sebaliknya ? Kalau 80% eceran saya rasa membangun dan menjaga loyalitas konsumen tetap harus diteruskan. Gimana kalau sebaliknya ? Mungkin lebih ke nilainya karena kalau sudah berbicara dengan wholesaler ini biasanya UUD (Ujung2nya Duit). Selain discount apa lagi nih yg bisa saya dapat ? Tetapi hati2 juga jangan sampai Anda terjebak dalam permainan perang antar Distributor/ Agen. Karena kalau Anda bisa lakukan A pesaing Anda bisa saja melakukan A+.

Point ke-2 Saya pernah dengar ini waktu saya masih kecil, saya sendiiri lupa siapa yg bicara “kalau buka toko kalau bisa yg lengkap supaya calon pembeli enak belanja ke toko kita apa2 aja ada. Jadi enggak ada kesempatan deh cari di toko lain”. Ini yg saya alami juga, “bu tadi ada pembeli cari X karena kita enggak jual lari deh ke toko sebelah”. Besoknya lain lagi yg dicari buka X tapi Y.

Akhirnya yg harusnya fokus di ABC yg merupakan main produk kita dengan budget XXX Rp jadi berkurang karena ada faktor belanja XY tadi.

Saya tidak menjual baju koko utk dewasa, tetapi setiap lebaran saya merasa kurang afdol jika tidak menjual koko. Prinsip saya ini juga saya baca dari buku pergunakanlah sistem musiman ini. Musim lebaran orang ramai jual baju koko kenapa kita enggak ? Hasilnya sudah 2 x lebaran stok baju koko masih banyak tersisa dan bisa dijual lagi sampai 2X lebaran berikutnya.

Kelihatannya tidak rugi kan barangnya tidak basi masih bisa dijual lagi ? Tetapi perputaran uangnya bagaimana ? Kalau yg 5 jt utk beli baju koko tadi kita belanjakan dgn brg yg fast moving dlm 2 minggu bisa terjual sudah berapa x perputaran uangnya ?

Point ke-2 menekankan kita utk lebih fokus dengan apa2 yg menjadi strength kita. Utk hal tersebut di Ruzika kami sudah mengeliminasi beberapa brand yg kita anggap bukan menjadi kekuatan kita.

Point ke-3 mungkin Anda pernah punya pengalaman yg sama dgn saya melayani calon pembeli pada saat besok mau lebaran belum dapat kerudung tapi sudah dapat bajunya dan sebentar lagi waktu toko tutup. Warna dasar baju hijau plus hiasan kembang bordiran dgn warna benang kuning hanya sedikit, karena di toko hanya tinggal jilbab warna kuning dibeli juga tanpa di tawar, padahal secara padu padan tidak nyambung.

Tetapi untuk pembeli yg datang enggak terburu buru lagi cari2 atau lihat2 dulu minta kerudung warna salem, Anda pasangkan dengan beberapa warna salem yg Anda punya, bahkan yg warnanya persis sama dengan bajunyapun ditolak. Jawabannya saya maunya salem yg gini loh bu yg seperti ini tapi yg lebih gelap dari ini, tapi yg gini.., pokoknya kasih gambarannya yg enggak ada di toko kita.

Dan ajaibnya dari cerita diatas yg dibeli adalah jilbab berwarna krem, karena menurutnya warna netral bisa di pakai dengan baju warna apa saja.

Wallnya Pak Nano memang luar biasa sangat bermanfaat dan sarat makna buat saya untuk menganalisa strategi business kami.

Wassalam

Diposkan oleh Poppy Garmila di 17:27

sumber :http://poppygarmila2.blogspot.com/2010/04/menjaga-loyalitas-konsumen-perlukah.html

# Adzra Cattering, # SNACK, Artikel, Multi Usaha, REZEP

Bola-Bola Coklat untuk Bekal Kaka….

Bahan : 1 bungkus regal/roma biskuit, 3 sdm mentega, susu kental manis coklat, ceres coklat atau ceres warna warni, kertas bolu kukus

Cara membuat :

1. Cairkan mentega, tiriskan.

2. Haluskan biskuit, campur mentega yang telah dicairkan dan ditambahkan dengan susu cair sedikit demi sedikit hingga tercampur rata.

3. Sisakan susu cair untuk di lumuri pada bola-bola.

4. Adonan dibuat bola-bola kecil, celupkan pada susu cair coklat kemudian gulingkan pada ceres, taruh di kertas kue.

5. Simpan dilemari es 1/2 jam.

6. Bola-bola coklat siap saji.

Yuuummmmiiii bukan….Bunda…libatkan si kecil untuk membuatnya…ini akan menambah rasa yang tercipta pada bola-bola coklat kesukaan anak.

sumber : http://www.makanan.us/resep-kue/bola-bola-coklat-untuk-bekal-kaka